A. Pembuatan Klise
Klise atau film adadlah lembaran yang digunakan sebagai bahan acuan cetak sebagai model untuk menyablon benda yang menjadi sasaran cetak. Syarat bahan yang dapat digunakan membuat klise yaitu yang bersifat tembuscahaya (transparan). Proses pemindahan gambar dari klise ke screen memanfaatkan sinar ultra violet yangmenembus pada gambar klise.
Adapun bahan yang bisa digunakan yaitu kertas kalkir, mika, plastic, astralon dan kertas HVS. Pada bahan kertas HVS, setelah digambar kertas perlu diolesi minyak tanah supaya bisa tembus sinar.
1.Cara Langsung
Model digambar langsung pada layar screen, daerah yang diinginkan tembus tinta dilapisi larutan afdruk pada bagian luar maupun dalamnya. Sedangkan daeah yang tidak diinginkan untuk tembus tinta jangan dilapisi larutan afdruk.
Klise dibuat dengan menggambar pada kertas HVS atau kertas kalkir. Untuk Kertas HVS sebelum diafdruk perlu dilapisi dengan minyak goreng atau minyak tanah supaya bisa tembus sinar
3.Setting Komputer
Model yang didisain dengan komputer akan lebih berkualitas, printer yang dipergunakan sebaiknya printer laser atau printer jenis tinta bauble. Kertas yang digunakan kertas HVS atau kertas Kalkir.
Pengerjaan artwork lebih baik dilakukan dengan bantuan program-program applikasi olah grafis, misalnya Corel Draw atau Illustrator untuk pengerjaan artwork berbasis vektor. Ini akan menghasilkan gambar yang tajam dan tidak akan mengalami distorsi ketika dilakukan penyesuaian ukuran (resizing).
Program olah bitmap, seperti Photoshop, juga dapat saja digunakan. Tetapi penggunaan program ini lebih ditujukan kepada olah artwork untuk pencetakan full color yang tidak memungkinkan kita menggunakan program semacam Corel Draw tadi, serta dibutuhkan teknik-teknik khusus sebelum artwork tersebut siap untuk dijadikan film
B. Afdruk Film
Afdruk film adalah proses memindahkan gambar model ke screen dengan menggunakan cahaya ultraviolet (UV). Bahan bahan kimia yang digunakan adalah larutan afdruk yang terdiri dari emulsi dan sensitizer (dalam pasaran tersedia merk ULANO TZ).
a. Pelapisan Emulsi Pada Screen (Coating)
Proses pembuatan ini sederhana saja. Yang perlu kita lakukan hanyalah melapisi secara merata pada seluruh permukaan kain kasa dengan bahan photo emulsion (dipasaran biasa dijual diantaranya merk Ulano, dll) selanjutnya dikeringkan. Photo emulsion ini sensitif terhadap cahaya khususnya cahaya ultra violet, karenanya pengerjaan pelapisan ini dilakukan di ruang “miskin cahaya” meskipun tidak berarti gelap total. Kita bisa menggunakan lampu berwarna kuning untuk pencahayaan, yang tidak memancarkan sinar uv yang dapat mereaksi emulsi tetapi cukup bagi kita untuk tetap dapat melihat. Ada macam-macam jenis bahan emulsi sesuai tujuan pencetakan dan bahan tinta yang digunakan. Ada emulsi yang khusus untuk tinta berbasis air (water base), yaitu tinta yang penyesuaian kekentalannya adalah dengan penambahan air. Ada yang khusus untuk tinta yang oil base, serta ada juga yang khusus untuk hasil cetakan tebal.
Bahan emulsi biasanya dikemas terdiri atas dua macam bahan, yaitu base dan bahan campurannya (katalis). Kedua bahan tersebut hanya dicampur dan diaduk merata apabila hendak digunakan dengan perbandingan yang sesuai petunjuk yang ada pada kemasannya. Apabila kedua bahan tersebut telah tercampur, maka tidak akan bisa disimpan dalam waktu lama. Penyimpanan bahan emulsi ini harus ditempat tertutup dan terhindar dari cahaya, serta lebih baik apabila disimpan di lemari pendingin. Hawa panas juga dapat merusak atau mengurangi mutu dari bahan tersebut.
Untuk proses pelapisan bahan emulsi, kita membutuhkan alat khusus semacam skop / Coater yang memang diperuntukkan bagi proses ini, tetapi kalau tidak ada juga bisa menggunakan rakel atau alat lain yang memiliki permukaan rata dan halus.
Emulsi dilapiskan pada permukaan luar screen secara merata, kemudian balikkan screen dan lapiskan juga permukaan bagian dalam sehingga kita memiliki lapisan emulsi yang cukup sesuai dengan ketebalan hasil cetakan yang kita inginkan (inipun harus melalui usaha coba-coba). Jika menginginkan lapisan yang lebih tebal, sebaiknya dilakukan pelapisan secara bertahap dan pengeringan terlebih dahulu pada lapisan pertama dst.
Pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan angin ataupun pengering dengan panas yang cukup. Kita bisa memanfaatkan hair dryer untuk proses pengeringan ini. Untuk hasil cetakan yang lebih tebal lagi, sebaiknya gunakan emulsi yang dikhususkan untuk menghasilkan cetakan tebal.
Catatan : untuk menghasilkan cetakan yang sedikit lebih tebal, maka pelapisan emulsi dilakukan hingga beberapa kali. Caranya adalah setelah lapisan pertama dikeringkan, lapisi lagi dengan lapisan kedua, keringkan, lanjut dengan lapisan ke tiga, dst. Yang perlu diperhatikan adalah yang menentukan ketebalan hasil cetakan adalah lapisan emulsi pada permukaan sisi luar screen, bukan bagian dalamnya (tempat menaruh tinta). Semakin tebal lapisan emulsi, maka waktu expose menjadi lebih lama, demikian juga dengan waktu penyemprotannya. Disamping itu, lapisan emulsi yang terlalu tebal dapat mengakibatkan penurunan kualitas hasil cetakan (kehalusan ataupun kekuatannya), kecuali digunakan emulsi dan jenis tinta khusus yang dapat sesuai untuk hasil cetakan tebal.
b. Proses Afdruk (Penyinaran screen)
Apabila lapisan telah kering, kita bisa segera melakukan penyinaran atau expose. Dibutuhkan cahaya yang bagus untuk proses ini, bisa dengan bantuan matahari atau peralatan penyinaran yang biasanya berupa kotak yang bagian atasnya adalah kaca bening dan lampu tembak khusus di dalamnya (meja tembak). Kita bisa menggantikan lampu tembak tersebut dengan beberapa lampu neon tetapi waktu penyinaran akan sedikit lebih lama dibandingkan dengan lampu tembak tadi.
Tempatkan film di atas permukaan screen bagian luar. Pastikan untuk menempatkan film pada posisi yang sesuai dengan penempatan gambar pada media cetak. Ini bisa dilakukan dengan memberi tanda register pada screen dengan pensil atau pena yang disesuaikan dengan tanda register pada film (jika tanda register ini nanti ikut tertembak, bisa ditutup lagi dengan ulano kemudian).
Film harus ditempatkan dalam posisi permukaan terbalik, sehingga (jika ada) tulisan yang menghadap kita “tidak terbaca” atau istilahnya di-mirror (kecuali kita sengaja ingin membuat cetakan terbalik).
Catatan : fungsi film di sini adalah sebagai penghalang sinar mengenai lapisan emulsi pada screen. Lapisan emulsi yang terkena sinar akan mengeras, melekat kuat dan menutupi pori-pori screen. Lapisan screen yang tidak terkena sinar nantinya akan rontok bila disemprot dengan atau terkena air.
Lekatkan film pada permukaan screen dengan bantuan isolatif bening. Tempatkan bagian luar screen yang telah ditempeli film tadi di atas permukaan kaca meja tembak. Pastikan bahwa antara kaca dan permukaan screen tidak ada jarak sedikitpun untuk menghindari distorsi. Untuk ini kita bisa menambahkan beban pada bagian dalam screen yang merata dan cukup untuk membuat permukaan screen benar-benar tidak berjarak dengan kaca. Jika menggunakan mesin meja tembak khusus, kita tidak membutuhkan hal itu, karena mesin meja tembak khusus biasanya sudah dilengkapi dengan sedot vakum untuk menekan screen.
c. Proses Pengembangan (Developing)
Proses pengembangan merupakan proses kelanjutan dari proses penyinaran (exposing). Tujuannya, untuk memperjelas hasil gambar afdruk yang tercetak pada layar. Screen yang sudah diafdruk dicuci dengan diguyur air yang mengalir, gunanya untuk menghentikan reaksi kimia (stop bath).
Selanjutnya untuk membersihkan lapisan afdruk yang seharus luruh gunakan semprotan air, hingga klise pada screen nampak jelas dari lapisan afdruk.
d. Proses Tusir (Corecting)
Corecting adalah tahapan mengkoreksi apakah hasil afruk pada screen sudah sempurna, apabila terdapat daerah yang seharusnya tidak tembus cahaya maka harus ditambal dengan larutan afdruk yang masih tersisa atau dengan screen laquer.
e. Pengeringan Akhir
Jemur screen yang sudah sempurna dibawah sinar mata hari atau gunakan hair sprayer. Penjemuran dilakukan hingga lapisan tusir dan lapisan penguat ULANO X mengering.
No comments:
Post a Comment