Tuesday, September 28, 2010

KRITERIA KELAYAKAN USAHA (Perencanaan Usaha)


 Untuk menentukan kelayakan sebuah usaha dibutuhkan kriteria-kriteria yang terukur. Acuan yang dipergunakan dalam membuat penilaian adalah ilmu pengetahuan manajemen terapan yang memadai dari berbagai disiplin ilmu manajemen, ekonomi dan ilmu sosial lainya. Secara khusus, untuk menentukan kelayakan usaha digunakan peralatan analisis yang melibatkan ilmu menajemen keuangan, pemasaran, manajemen sumber daya manusia dan manajemen operasi perusahaan.

Teori capital budgeting dengan peralatan manajemen keuangan dipergunakan untuk menghitung sejauhmana perencanaan usaha layak dilaksanakan. Secara khusus yang perlu diperhatikan adalah peninjauan produktivitas penggunaan dana perusahaan untuk memberikan nilai tambah kekayaan pemiliknya
Pemodal (investor) harus melihat terlebih dulu apakah kas yang dikeluarkannya untuk membngun dan mengoperasikan usaha tersebut dapat menghasilkan kas yang lebih besar. Dalam beberapa tahun kedepan kas yang dihasilkan oleh perusahaan harus menghasilkan kas yang lebih besar oleh karena itu perkembangan arus kas yang akan datang tersebut harus dihitung dengan kas awal pendirian pperusahaan (present value). Perhitungan yang paling utama kelayakan usaha adalah didasarkan kriteria Net Present Value (NPV). Sesuai dengan namanya inti konsep NPV adalah nilai bersih dari arus kas masuk dan keluar yang dihitung pada saat awal atau perode nol.

Kriteria pelengkap yang juga perlu dipergunakan untuk menilai kelayakan sebuah usaha adalah Internal Rate Return (IRR) dan Payback Period. IRR merupakan tingkat diskonto (discount rate) yang menyebabkan nilai arus kas masuk sekarang sama dengan nilai arus keluar. Jadi discount rate sebesar IRR menyebabkan nilai NPV sama dengan nol. Sedangkan Payback Period menghitung jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang telah keluar.       

A.  Konsep Nilai Sekarang (Present Value)
Time is money menghadapkan kita pada pertambahan waktu mempunyai potensi perubahan nilai uang, uang Rp 10 juta sekarang nilainya lebih tinggi dari beberapa tahun atau waktu yang akan datang. Uang di investasikan dengan berbagai cara yang tanpa membutuhkan aktifitas produksi saja akan terjadi perubahan harga, baik didepositokan, dibelikan tanah, dibelikan emas atau investasi yang diam lainnya. Bila terjadi harga nominalnya tidak bertambah maka bentuk tersebut bisa dikatakan rugi, sebab nilai Rp. 10 juta tersebut sudah turun dengan perkembangan waktu.
Sebab secara matematis hubungan antara nilai sekarang (present value) yang akan datang (future value) dari uang sebesar Rp 10 juta dengan tingkat bunga umpamanya 10 % ( r %) per tahun akan berubah sebagai berikut :    

Jadi nilai investasi sekarang uang yang Rp. 10 juta sudah berubah.

B.  Arus Kas Usaha (Cash Flow)
    
     1. Pengertian Arus Kas
Arus kas usaha terdiri dari Arus Kas Keluar (Cash Outflow) dan  Arus Kas Masuk (Cash Inflow). Selisih antara keduanya disebut dengan arus kas bersih (net cash flow). Dalam praktik dikenal dengan dua macam arus kas, yaitu arus kas operasional dan arus cash proyek. Arus kas operasional dinyatakan dalam laporan arus kas, baik dalam bentuk langsung (direct method), maupun tidak langsung (indirect method). Pada umumnya manajer keuangan lebih banyak menggunakan laporan arus kas dalam bentuk langsung karana berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran dan saldo kas setiap akhir periode. Laporan arus kas langsung menginformasikan besaran kas yang tersedia pada akhir periode.
     2.  Arus Kas untuk Kelayakan Usaha
Usaha dinyatakan sehat apabila harta lancar lebih besar daripada utang lancarnya. Dalam kondisi demikian sebuah usaha dinyatakan likuid karena mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan harta lancar yang ada.
Secara umum harta lancar perusahaan terdiri dari kas untuk operasional, piutang usaha, persediaan dan biaya-biaya dibayar dimuka lainnya (biaya sewa dan asuransi). Sedangkan utang lancar terdiri dari utang usaha, utang pajak, dan utang-utang jangka pendek lainnya. Utang lancar yang berasal dari kredit pemasok bahan-bahan baku yang dapat ditunda pembayarannya sampai piutang dan perpersediaan yang ada dapat dicairkan.
  • Arus Kas Keluar (Cash Outlow)
Arus kas keluar adalah dari suatu usaha atau proyek untuk membeli harta tetap (barang modal) dan membelanjai kebutuhan modal kerja bersih. Modal tetap adalah modal untuk membiayai sarana produksi yang besifat tetap (sewa tempat usaha, beli mesin, alat-alat kantor), sedangkan modal kerja adalah modal yang pengeluarannya berhubungan dengan biaya produksi yang besarannya tergantung dari kualitas dan jumlah produk. Modal kerja yang dimaksud contohnya adalah biaya belanja bahan baku, honor buruh, biaya listrik dan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan proses produksi. Pengeluaran lain-lain tidak semuanya dapat dimasukkan sebagai pengeluaran investasi. Seperti biaya akte pendirian, biaya lisensi atau patent biaya pengorganisasian yang tidak mungkin menghasilkan kas. 
  • Arus Kas Masuk (Cash Inlow)
Arus kas masuk adalah hasil usaha berupa “laba sebelum bunga dan pajak” (earning before interest and taxes” = EBIT). Pada usaha yang berbentuk patungan EBIT dibagikan  dibagi antara kreditur dan pemilik perusahaan. Kreditur menerima dalam bentuk laba dikurangi biaya bunga dan pajak sedangkan pemilik perusahaan mmenerima dalam bentuk laba bersih (net income). Dari kacamata proyek EBIT adalah arus kas usaha yang dihasilkan untuk para pemodalnya (kreditur dan pemilik nya). Oleh karena itu yang pajak ditanggung proyek diperhitungkan dari nilai EBIT, sehingga arus kas usaha yang tersisa adalah EBIT x (1-pajak). 
C.  Biaya Modal Usaha
Yang dimaksud biaya modal usaha ialah dana yang digunakan oleh perusahaan, baik pinjaman maupun modal sendiri (cost of capital). Biaya pinjaman disebut cast capital of debt sedangkan biaya modal sendiri disebut sebagai cost equity. 

D.  Ukuran Kelayakan Usaha
Ukuran kelayakan usaha yang bisa dipakai adalah sebagaimana diajukan diawal bab ini adalah net present value (NPV), internal rate return (IRR), dan payback period. Untuk lebih jelasnya lebih rinci diuraikan sebagai berikut :

     1.  Net Present Value
Net Present Value adalah nilai sekarang dari arus kas usaha pada masa akan datang yang didiskontokan dengan biaya modal rata-rata dikurangi dengan nilai investasi yang telah dikeluarkan. Apabila arus kas nilai sekarang (Present Value) lebih besar daripada NPV maka usaha tersebut layak untuk dijalankan.
     2. Internal Rate Return
Internal Rate Return adalah discount rate yang menyamakan nilai sekarang (present value) dari arus kas masuk dan nilai investasi suatu usaha.  Jika modal usaha lebih besar dari IRR, maka NPV menjadi negative berarti usaha tersebut tidak layak dijalankan. Semakin tinggi nilai IRR dibandingkan dengan modalnya maka usaha tersebut layak dipilih.
     3.  Payback Period
Payback Period adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi yang dikeluarkan dengan total nilai sekarang atas arus kas yang dihasilkan.
E.  Penjualan Pulang Pokok
Pengertian penjualan pulang pokok adalah tingkat volume penjualan yang menyamakan nilai penjualan dengan total biaya atau laba bersih sama dengan nol. Untuk menghitung titik impas inikita harus mengelompokkan biaya ke dalam biaya tetap (fixed expenses) dan biaya variabel (variable expenses). Biaya Tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah bila terjadi perubahan volume produksi atau penjualan. Sedangkan biaya variable akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan tersebut. 
Hubungan penjualan (S) dengan biaya tetap (F) dan biaya variable (V) tersebut adalah seperti gambar dibawah ini :
 
Perhitungan dalam bentuk persamaan dinyatakan sebagai berikut :
S-F-V= π
Pada tingkat penjualan pulang pokok laba bersih sama dengan nol. Biaya variable berkaitan dengan volume penjualan, sehingga persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut :
S – F – F = 0
pQ – F - vQ = 0
Q(p - v)  = F

No comments:

Post a Comment