MENGUBAH PARADIGMA LANJUT USIA PASIF MENJADI AKTIF, SEHAT dan PRODUKTIF
Oleh : Nadia, disarikan dari Paparan Prof. Rhenald Kasali (Pendiri&Ketua Yayasan Rumah Perubahan)
Tujuan dan Manfaat Tujuan Seminar adalah untuk menghimpun gagasan, pemikiran, dan saran tentang upaya mendayagunakan lanjut usia yang masih potensial dengan mendayagunakan kemampuannya. Hasilnya akan menjadi saran dan pertimbangan pemerintah dalam merumuskan kebijakan tentang pendayagunaan lanjut usia dalam dunia kerja dan pembangunan.
Kebijakan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Lanjut usia perlu didaya gunakan agar membantu dirinya sendiri dan keluarganya - Komitmen untuk lanjut usia potensial pada sektor formal, dan non formal, baik perorangan maupun melalui kelompok - Di sektor formal, telah memberikan kesempatan lanjut usia untuk alih profesi sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya - Di sektor nonformal, menumbuh kembangkan potensi lanjut usia melalui bantuan sarana usaha.
Pemikiran Senior - Semua orang mendambakan sukses di garis akhir - Ada hari ini karena ada hari kemarin - Kita tidak tahu hari esok, segala sesuatunya ada di tangan Tuhan - Tidak ada manusia yang sempurna - Jujur, rajin, setia dan ingat Tuhan - Setelah pensiun mencari kesibukan dengan begabung dengan club kegiatan bagi lansia - Swasta tidak pensiun, tetapi tetap bisa produktif - Mengenal tanah air kita, perlu kebersihan dan keamanan - Mendidik anak sebagai lanjut usia hari esok yang produktif
Persepsi Kaum Muda - Wisdom, experience, waktu yang lebih fleksibel, confidence - Mengurus cucu adalah hal yang membosankan - Terus mendalami profesinya, dengan irama yang lebih santai dan dengan peran yang berbeda - Dari survey terhadap 115 orang terdidik di Jakarta. 48% kurang produktif (di rumah), 49% produktif (dengan melakukan hobi, menjadi relawan, pendidik, dsb); 93% (mayoritas) (berumur antara 17 – 35 th) merasa salut dan hormat terhadap lanjut usia - Kesan khusus: untuk terus bermanfaat, sebagai contoh kaum muda, mandiri, supaya otak dan badan tetap aktif, tidak sepi karena anak-anak sibuk - 7% (minoritas) tidak usah kerja, masa istirahat - Kesan khusus: waktu istirahat dan menikmati hidup, mungkin negara belum mampu menyediakan layanan untuk lanjut usia
Materi Prof. Rhenald Kasali
Mendirikan Rumah Perubahan dan sekaligus sebagai ketua yayasannya. Rumah Perubahan mempunyai jaringan social interpreneur dan merupakan bagian kegiatan sosial dari kewirausahaan sosial. Salah satu jaringan yang dimiliki adalah pondok pesantren SPMAA (Sumber Pembinaan Mental Agama Allah) di Lamongan, Jawa Timur. Yang mereka lakukan disana mempunyai kemiripan dengan yang kami lakukan di Rumah Perubahan, tetapi kami ketinggalan karena ada yang mereka lakukan yang belum kami lakukan. Di sana mereka menampung santri mulai dari baduta (di bawah dua tahun)-begitulah mereka menyebut- sampai dengan lanjut usia; juga melindungi kelompok minoritas; kelompok agama tertentu yang dinistai, menampung wanita hamil di luar nikah yang akan dibunuh/dibuang, sampai dengan kelompok orang tua yang dibuang oleh anak-anaknya. Sehingga terbentuklah keluarga non biologis yang indah sekali.
Setelah kami pelajari berdasar konsep yang akan kami bangun. Kesejahteraan Sosial bukan semata-mata uang, penentu kebahagiaan adalah apa yang dirasakan dari dalam hati. Semakin tua konsumsi akan makin turun, kesehatan meningkat. Yang lebih penting adalah hubungan batiniah antara orang tua dan anak-anak. Di Amerika kekek-nenek banyak yang hidup mandiri, menyetir mobil sendiri. Mereka tinggal di elderly house dan ada yang saling menikah, di sana juga disediakan rumah sakit/klinik khusus. Yang terjadi adalah kakek-nenek ini mempunyai hubungan batiniah yang jauh dari anak-anak dan cucu-cucu nya. Menjadi persoalan jika semua diserahkan pada negara karena di hari tua mereka di urus oleh dana pensiun semata-mata. Di Belanda anak-anak umur 18 th rata-rata mulai keluar dari rumah agar mendapat tunjangan dari negara, sehingga hubungan dengan orang tuanya terputus. Negara yang mengambil alih peran hubungan orang tua dan anak. Di negara kita anak-anak sampai umur 25-30 th masih banyak yang tinggal dengan orang tuanya. Jika mereka bisa produktif bagus orangtuanya menjadi senang jika tidak itu menjadi persoalan bagi orang tuanya. Pemerintah Singapore mengeluarkan UU yang mengatur hubungan orang tua dan anak-anak. Pemerintah Singapore mengatakan orang tua itu bukan tanggung jawab negara tetapi tanggung jawab keluarga, sehingga mau tidak mau anak dapat dituntut jika tidak memberikan tunjangan pada orang tuanya. Beranjak dari tiga hal yang berbeda yang dilakukan di Amerika Serikat, Belanda, dan Singapore saya kira kita harus memikirkan apa yang harus dilakukan di Indonesia. Saya tidak masuk terlalu jauh pada aspek policy karena banyak ahlinya dan saya bukan ahli di bidang itu tapi saya bisa bercerita tentang hal lain.
Saya berikan contoh, pada saat membimbing beberapa orang tua salah satunya adalah ibu Moeryati Soedibyo. Jika ada mahasiswi cantik itu saja sudah menimbulkan masalah, seringkali orang beranggapan bahwa orang cantik itu tidak pintar. Apalagi jika ada mahasiswi cantik dan kaya itu menjadi persoalan. Sedangkan ibu Moer itu cantik, kaya, tidak muda, serta pada saat itu berpikirnya agak lambat (orang berpikir tentang pikun) sehingga menimbulkan kecurigaan. Kata teman-teman beliau, dibawah jam 22.00 saat orang-orang masih bersemangat ibu Moer lemas sedangkan di atas jam 22.00 disaat orang-orang mulai lemas ibu Moer sanggup untuk tidak tidur sampai pagi. Barangkali salah satu permasalahan orang tua adalah sulit untuk tidur. Saya betemu dengan seseorang yang memberi inspirasi, beliau bernama bapak Karmaka- pemilik bank NISP. Pernah dalam bukunya beliau mengatakan ingin mati saja karena terkena kanker hati dan harus ditranpalantasi. Tetapi sampai saat ini beliau masih hidup setelah sukses melakukan operasi di Cina. Pak Karmaka memberikan tips kepada bapak Dahlan-Dirut PLN bagaimana perawatan dan resep beliau masih berumur panjang. Pak Karmaka bercerita pada saat beliau berada di Cina mempelajari sejarah kekaisaran Cina. Konon katanya dahulu kaisar di Cina hanya berumur sekitar 40 th, mereka mempunyai banyak istri dan selir tetapi berumur pendek. Kemudian ada kaisar yang memerintahkan para tabib untuk mencari solusinya. Tabib di Cina menemukan bahwa binatang yang berumur panjang adalah kura-kura dan burung bangau bisa mencapai 150-200 th, sehingga mereka mempelajari kedua binatang tersebut. Hal tersebut yang melahirkan gerakan Taici. Jika diperhatikan gerakan kaki taici seperti kura-kura sedangkan gerakan lehernya seperti burung bangau. Itulah salah satu hal yang kemudian dipelajari oleh Pak Karmaka.
Apakah seorang lanjut usia itu ingin menjadi tua tidak berguna dan menjadi beban keluarga/negara? Kenapa di Amerika orang yang sudah tua masih terus bekerja? Karena disana menerapkan bahkan diprogram CSR nya bahwa wajib menampung orang-orang tua dan memang memungkinkan karena tenaga kerja mudanya berkurang bahkan juga harus mendatangkan imigran-imigran gelap seperti dari Mexico, Cina, dll. Tetapi di kita berbeda lagi. Generasi muda kita lebih mengerikan lagi karena mempunyai mempunyai anak banyak sekali, KB kurang berhasil, ini berarti nantinya memerlukan lebih banyak lapangan kerja. Bagaimana bisa berbagi dengan orang tuanya, syukur jika bisa sejahtera sehingga bisa mensupport. Agar tidak terjadi persaingan harus dipikirkan lapangan pekerjaan apa yang cocok. Ini yang perlu kita pikirkan bagaimana bisa menjadi seperti Amerika Serikat? Kepikunan juga menjadi masalah tersendiri, hal ini harus dilatih terus menerus. Seorang tokoh pendiri KFC-Colonel Sanders meninggal dunia pada usia 90th padahal baru memulai usaha pada usia 70 th hal ini bisa saja terjadi dan tidak menjadi masalah. Pada tayangan cerita pendek di slide. Ada sepasang nenek dan kakek yang sedang mengendarai mobil. Sang kakek menyetir mobil dan hanya berdiam diri sepanjang jalan sedangkan nenek suka sekali ngobrol. Hal ini menimbulkan ide kejahilan atau kreatifitas bagi nenek dengan berpura-pura juga memegang setir yang menimbulkan keheranan untuk pengendara mobil disampingnya. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa pada saat orang kreatif bertemu dengan orng reaktif yang menang pasti orang yang kreatif.
Seringkali kita temukan buku cara cepat menjadi kaya dan sejahtera, dll. Menurut saya itu jangan dipercaya. Apakah sejahtera atau cukup uang itu prasyarat menjadi sehat?Ternyata tidak. Apakah sehat itu prasayarat menjadi panjang umur? Mungkin ya mungkin tidak karena tentu saja ada prasyarat-prasyarat lainnya. Ternyata study menemukan bahwa unsur penting sehat itu adalah happiness. Suatu ketika Raja Butan pernah mengundang konsultan-konsultan, Raja tersebut tidak mau menggunakan GNI=Gross National tetapi ingin menggunakan GHI=Gross Happiness Index karena menganggap unsur terpenting adalah happiness. Butan merupakan negara kecil dan berpenduduk orang-orang Budhis yang istilahnya sudah mati keduniawiannya. Orang yang happy akan senantiasa bersyukur sehingga mejadi sehat dan panjang umur. Indikasi di beberapa negara jika Gross National Index nya tinggi, ternyata Gross Happiness Index nya rendah itu menjadi persoalan tersendiri. Pertanyaannya kita ingin desain sosial politik yang bagaimana untuk negara kita?Persaingan keras justru di dunia politik. Orang yang awalnya sudah baik masuk ke dunia politik menjadi kurang kepercayaannya karena mereka memerlukan biaya besar untuk mendapatkan votes. Hal ini menimbulkan keresahan dalam suatu society. Study menemukan bahwa orang yang happy akan senantiasa merasa kaya yaitu mereka melihat bukan berdasar jumlah uangnya tetapi dengan uang sekian anda merasa bagaimana (kaya batin). Orang yang bahagia itu karakternya lebih bersyukur, karena walaupun mendapat sedikit merasa telah menerima banyak sekali, sedangkan jika memberi banyak merasanya hanya sedikit sekali. Sebaliknya bagi orang yang tinggal di kota terimanya besar tetapi mengeluh terus rasanya sedikit sekali, memberinya sedikit tetapi dibangkit-bangkitkan terus seperti sudah memberi paling besar saja. Ini sebenarnya gangguan untuk happiness.
Martin Seligman-seorang tokoh psikologis postif pernah melakukan perbandingan terhadap dua negara yaitu Afrika Sekatan dan Zimbabwe. Dua Negara ini mempunyai sejarah yang sama yaitu pernah dijajah oleh pemerintahan aperteid ratusan tahun. Tetapi Afsel maju terus bahkan pernah menjadi tuan rumah piala dunia. Sedangkan Zimbabwe sampai dengan saat ini masih sangat miskin, tidak beraturan, berantakan, banyak perkelahian, ekonominya tidak maju-maju. Bedanya adalah pada saat pemimpinnya sama-sama keluar dari penjara. Pemimpin Afsel Nelson Mandela mengajak rakyatnya untuk tidak balas dendam. Afsel maju terus karena mereka berdamai dengan hidup mereka dan memaafkan lawan-lawannya. Yang ditakuti di Indonesia adalah perebutan keris empu gandring yang tidak berakhir-akhir. Waktu menjadi tim panitia seleksi KPK memang ada yang tidak benar. Penangkapan pada saat yang berkuasa partai ini yang ditangkap partai sebelumnya dan begitu juga sebaliknya. Bola saljunnya seperti itu terus, yang menyebabkan masyarakatnya tidak sejahtera.
Orang bahagia akan mengingat lebih banyak peristiwa menyenangkan daripada yang sebenarnya terjadi, dan mereka melupakan lebih banyak peristiwa buruk, sebaliknya yang depresi akurat dalam keduanya. Ini strategi kehidupan. Sering dikatakan orang yang bahagia itu tidak kritis, sebaliknya orang yang tidak bahagia itu kritis tapi sinis. Ada seorang teman dokter ahli otak mengatakan otak orang Indonesia jika dibuka terutama bagian tertentu sel syaraf bagian depannya itu kerut, sedangkan orang yang bahagia/kreatif sel syarafnya akan rimbun. Di rumah perubahan ada manajemen program untuk terapi. Semua orang saat di ukur segi kepuasan hidupnya, tingkat kebahagiaannya skornya bagus-bagus namun begitu di ukur optimismenya kemakan bulan atau matahari ibarat kelapa ditelan matahari. Jadi jika dibuat perhitungan ada harapan bagus dan buruknya, rata-rata orang kita mempunyai harapan bagus yang tinggi tetapi harapan buruknya lebih tinggi. Pada akhirnya total skor harapan optimismenya negatif.
Ketika berbahagia kita tidak selalu terfokus pada diri sendiri, kita cenderung menyukai orang lain dan ingin berbagi keberuntungan bahkan dengan asing. Bante Utamo pernah mengatakan dalam bukunya bahwa efek psikologis dari beramal yaitu bisa membuat orang lebih berbahagia karena membuat orang lain bahagia. Biku pernah memberikan tisu kepada saya kemudian mengatakan, “Bapak coba letakkan terus tisu nya atas tangan bapak sampai besuk”. Pada saat ditanyakan keesokan harinya dia menjawab, “Bapak itu ringan atau berat?” saya jawab “ringanlah”, kemudian dia kembali menjawab “Tisu itu memang ringan tetapi jika bapak pegang terus sampai besuk pagi akan menjadi berat juga”. Sama halnya jika hal kecil yang terus-menerus kita simpan akan menjadi persoalan yang besar juga. Ketika muram, kita menjadi gampang curiga, suka menyendiri, dan defensif, fokus pada kebutuhan diri sendiri. Jadi salah satu strateginya adalah mendorong lanjut usia untuk melakukan berbagai kegiatan dan terlibat aktivitas sosial. Peristiwa buruk apakah menimbulkan efek negatif? Penelitian menyatakan bahwa peristiwa buruk tidak membuktikan emosi negatif tetapi emosi negatif terbukti menyebabkan peristiwa buruk. Salah satu buku yang wajib dibaca oleh guru-guru TK di rumah perubahan adalah “The Power”. Buku tersebut salah satunya berisi mengenai sikap terhadap uang, jangan menempatkan cinta di atas uang. Banyak orang sekarang menempatkan uang di atas cinta. Ada temuan yang mengatakan penghasilan besar, menikah, muda, sehat, berpendidikan bahkan religius. Ternyata temuan ini keliru, belakangan ditemukan yang berkebalikan. Apakah orang yang berbahagia itu yang memiliki banyak uang?ternyata orang yang berbahagia itu yang lebih mudah mendapat kesejahteraan dalam arti yang sesungguhnya dan spiritual. Penduduk yang banyak uang belum tentu bahagia. Uang bukan segala-galanya tetapi sekarang uang yang menentukan segalanya. Temuan tadi juga mengatakan bahwa orang yang menikah akan menimbulkan kebahagiaan ternyata salah, tetapi orang yang bahagialah yang akan mendapat pasangan. Apakah muda bahagia?Orang yang bahagia tidak peduli usianya yang pnting bahagia. Sehat bahagia?Karena bahagialah yang menyebabkan orang merasa sehat. Jadi mungkin rumah sakit lansia harus di ubah. Rumah sakit yang putih-putih, perawatnya yang memakai baju putih, banyak perawat yang tua, dll. Dengan banyaknya lanjut usia di suatu society adalah jaminan kesejahteraan sosial itu betul tetapi harus dipikirkan juga kebahagiaannya. Siapa yang sebenarnya bertanggungjawab jika semua di ambil alih oleh negara?hubungan dengan keluarga menjadi masalah. Jangan sampai hilang karena kebijakan, keluarga tetap sebagai suplemen terbesar. |
|
No comments:
Post a Comment