Ketika permintaan akan coklat mendadak booming siapa yang diuntungkan ? tentu saja para perajin sediaan cokelat menjadi hal yang paling diuntungkan. Berbagai kreativitas ditunjukkan untuk menarik minat konsumen dan dengan diskon yang sangat menggiurkan.
Namun tahukah anda, setiap ada kesempatan disitu mungkin saja ada kejahatan. Kejahatan terselubung yang dibalut apik namun diketahui keberadaanya. Ini tentunya sangat merugikan. Ya , tersebutlah perajin daur ulang cokelat kadaluarsa. Para oknum tidak bertanggung jawab ini menggunakan cokelat kadaluarsa untuk membuat pakan cokelat aneka bentuk dan sediaan untuk dijual kembali dengan harga yang relatif murah namun sangat merugikan konsumen.
Lumayanlah, laba dari penjualan cokelat basi ini mencapai 5x lipat. Wow, pantas saja ini menjadi semacam jamur yang sulit untuk dihilangkan.
Merangkum informasi dari suatu liputan MNC TV, daur ulang cokelat ternyata sudah lama adanya. Seorang ibu empat anak sebut saja ibu Tita. Karena alasan terhimpit kesulitan ekonomi. Ibu ini rela mengutamakan kuantitas daripada kualitas.
Dengan bermodalkan cokelat basi, gunting dan wadah ibu ini membuat permen cokelat dan cokelat aneka bentuk untuk konsumsi. Dari pertanyaan sang reporter diketahui kalau cokelat yang digunakan sudah lewat tanggal layak konsumsinya atau expired date.
Kemasan primernya pun sudah kotor dan banyak yang rusak. Setelah dibuka kemasannya tampilan cokelatnya sudah tidak segar, tidak mengkilap, dan terdapat bintik putih atau hijau samar yang merupakan jamur, serta bau yang tengik.
Ibu Tita secara samar menjelaskan darimana dia mendapatkan cokelat-cokelat kadaluarsa tersebut. Selain itu harga belinya pun murah dan merupakan setengah harga dari harga awal yang rata-rata harga per batangnya Rp.8500-11.000 namun dijual kepada bu Tita seharga 5000, setidaknya ibu Tita untung Rp.3500-5000.
Setela membuka kemasan cokelat tersebut semua ternyata sudah basi dan ibu Tita tidak menyortirnya sama sekali, semua dijadikan satu. Setelah itu ia melelehkan cokelat-cokelat tersebut di atas air yang sudah dipanaskan, yang lalu kemudian dimasukkan ke dalam cetakan berbagai bentuk lucu.
Dia mengaku dalam pembuatan cokelat basi ini sangat berbeda dengan cokelat yang layak konsumsi, selain tampilannya yang tidak mengkilat dan baunya yang tengik, dalam pembuatannya agak sulit karena cokelat sangat liat dan sulit untuk meleleh. Ini jelas karena cokelat yang digunakan sudah berubah tampilan dan komposisinya.
Setelah ditelusuri, cokelat basi tersebut didapat dari seorang penjaga toko waralaba yang mengambil cokelat basi tersebut dari toko tempat dia bekerja serta mini market, swalayan dan sejenisnya.
Cokelat basi tersebut sudah tidak ada kemasan sekundernya lagi/karton untuk merknya. Kelakuan oknum yang tidak bertanggung jawab ini sangat merugikan konsumen dan perajin makanan cokelat yang jujur.
Cokelat yang sudah basi atau kadaluarsa dapat membuat gangguan kesehatan seperti awalnya yaitu keracunan yang disertai mual, muntah dan diare sehingga menimbulkan dehidrasi, kemudian juga dapat menimbulkan alergi dan dalam konsumsi jangka panjang dapat menimbulkan kanker bagi tubuh. Berbahaya itu pasti.
Padahal diketahui cokelat sangat berguna untuk kesehatan tubuh dan jiwa. Cokelat berasal dari kakao yang mengandung zat stimulasi seperti kafein dan bromin, tapi jumlahnya sangat kecil dan tidak membuat efek buruk seperti perasaan cemas.
Aroma cokelat juga sangat membantu untuk relaksasi. Cokelat memperbaiki suasana hati manusia? Itu karena cokelat mengandung phenil ethylamin. Kandungan asam oleic dalam cokelat dapat meningkatkan kolesterol baik dalam tubuh.
Meminum secangkir cokelat sebelum makan dapat membantu menurunkan selera makan. Flavanoid dalam cokelat membantu keelastikan peredaran darah. Cokelat dapat meningkatkan tingkat antioksidan dalam darah. Serta kandungan theobromine yang ada dalam cokelat bisa mengatasi batuk. Banyak kegunaan cokelat yang pasti cokelat yang segar dan sehat bukan cokelat basi (sudah tidak layak konsumsi).
Konsumen diminta waspada. Cukup mudah membedakan sediaan cokelat yang sudah expired date dan masih fresh (segar). Cokelat basi cenderung berbau tengik dengan tampilan tidak mengkilat serta rasa yang kurang enak. Berbeda dengan cokelat segar yang mengkilat serta berbau aroma khas yang harum.
Layaknya, konsumen dapat lebih selektif dan tidak tergiur harga yang murah karena belum tentu murah itu sehat. Pilihlah sediaan cokelat yang dipasarkan di tempat yang sudah diketahui kualitas dan perizinannya dan perhatikan tanggal kadalaursa apabila membeli cokelat yang terjual bebas di pasaran. Mencegah lebih baik daripada mengobati merupakan pepatah yang tidak akan habis dimakan waktu. (Jeny Widya Pangestika)
lagi promo nie kayaknya Gan,...
ReplyDeletesiiiiiippp..
sambud malam,......
Gan,... :D
wah kayak nya enak tuh coklat hehehe...
ReplyDeletehttp://firmankakashi.blogspot.com/