Cetak sablon merupakan bagian ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Jika diuraikan secara verbal, cetak sablon dapat diartikan sebagai kegiatan cetak mencetak grafis dengan menggunakan kain gasa, yang biasa disebut screen, pada bidang yang menjadi sasaran cetak. Gambar yang tercetak pada obyek cetak akan sesuai dengan model klise yang terdapat pada screen. Dengan sablon kegiatan cetak mencetak akan lebih mudah dan berkualitas.
Selain cetak sablon ada teknik lain, yakni cetak offset. Cetak offset merupakan system cetak yang mengguanakan acuan berupa lembaran aluminium, yang dikenal dengan plat, atau kertas yang disebut master.
Tulisan ini merupakan petunjuk praktis melakukan cetak sablon setelah melakukan persiapan cetak sablon yaitu setelah membuat film (baca: Persiapan Cetak Sablon).
A. Sablon Satu Warna
Sablon satu warna adalah menyablon menggunakan model dengan hanya menggunakan satu warna dan satu model
a. Alat dan Bahan
Sreen nomor 165 T, ukuran bingkai 20 X 30 cm
Rakel lancip dengan ukuran panjang 12,5 cm
Tinta Khusus kertas
Bahan kertas yang akan disablon ( contoh : Kartu Nama)
Sreen nomor 165 T, ukuran bingkai 20 X 30 cm
Rakel lancip dengan ukuran panjang 12,5 cm
Tinta Khusus kertas
Bahan kertas yang akan disablon ( contoh : Kartu Nama)
b. Memasang Screen
Pasanglah Screen yang telah diafdruk ke meja sablon dengan menggunakan catok
c. Memasang Anlag (penepat)
Pasangkan penepat (Anlag) yang ketebalannya sama dengan kertas yang akan disablon. Caranya :
Keringkan dengan menabur bedak pada cetakan sablon dikaca atau biarkan sesaat sampai tinta mengering dengan sendirinya. Pasang Anlag pada bagian depan dan samping.
Pasang kertas yang akan disablon sesuai koordinat Anlag depan dan samping. Letakktan screen hingga menyentuh kertas.
Oleskan tinta dengan menggunakan rakel cukup sekali gerakan. Angkat kembali screen dan pekerjaan sablon kertas selesai. Ambil kertas yang telah disablon untuk dikeringkan.
B. Sablon Multicolour ( Lebih Satu Warna )
Sablon multicolour merupakan pengembangan sablon satu warna secara prinsip sama yang perlu diperhatikan adalah merancang paduan beberapa film, screen, tinta untuk masing-nasing warna serta ketepatan posisi dan urutan warna sablon. Perlu beberapa tahapan yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Tanda Register
Misalkan kita memiliki gambar kaos anak-anak yang terdiri atas empat warna seperti di bawah ini.
Sebelum kita melakukan pemisahan warna gambar tersebut, kita mesti memberikan tanda register. Biasanya berupa garis tipis saling silang atau dengan tambahan lingkaran di tengahnya.
Tujuannya adalah untuk memudahkan penyocokan gambar warna per warna bila sudah berbentuk film, serta untuk pengaturan posisi film di atas screen agar lebih mudah dan lebih tepat. Untuk proses sablon, pencetakan dilakukan secara manual (dengan tangan). Penempatan screen di atas meja sangat menentukan ketepatan gambar hasil cetakan. Pengaturan posisi gambar di atas screen juga menentukan pengaturan screen di atas meja. Penempatan posisi gambar di atas screen yang tidak sama antara warna satu dengan warna lainnya akan menyulitkan operator cetak, bahkan dapat membuat hasil cetakan yang tidak pas (berbayang, tidak “pasti”).
Gambar di atas terdiri dari tiga warna, yaitu kuning, merah, merah muda dan hitam. Setelah kita pisahkan warna per warna, maka kita akan memiliki tiga gambar seperti berikut:
Gambar yang lebih di atas merupakan hasil pemisahan dari empat warna gambar, yaitu kuning (gambar biola), Merah Muda (Warna kulit pemain biola) dan warna hitam untuk rambut dan out line gambar. Untuk menjadi film, semua gambar harus berwarna hitam. Sehingga gambar-gambar tersebut akan menjadi seperti gambar yang berada di barisan bawah. Perhatikan bahwa tiap gambar dengan tanda register ( + ).
Langkahnya adalah pertama kita melakukan duplikasi gambar beserta tanda registernya sesuai dengan jumlah warna dalam gambar tersebut. Misalnya gambar memiliki empat warna, maka setidaknya kita melakukan duplikasi menjadi empat gambar yang sama. Kemudian pada setiap gambar kita hanya mengambil objek-objek dengan warna yang sama saja. Objek dengan warna lain kita hapus atau kita beri warna putih seperti pada contoh di atas tadi.
2. Besarnya Masukan (Overprint)
Pencetakan dengan sablon adalah pencetakan manual dengan menggunakan screen. Namanya juga pencetakan manual, pastilah memiliki tingkat ketelitian dan ketepatan yang lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan mesin. Karena itu, penempatan warna satu dengan warna lainnya tidak bisa setepat dengan menggunakan mesin. Ambil contoh gambar kita tadi. Dengan teknik sablon, gambar tadi akan mengalami empat kali proses cetak. Urutan cetak dimulai dengan warna yang paling muda yaitu kuning, diikuti oleh warna yang lebih tua dst.
Karena memiliki tingkat ketepatan yang lebih rendah dari pencetakan dengan mesin, hasil cetakan dengan sablon lebih sering mengalami apa yang disebut dengan mis register atau warna meleset (lihat gambar di bawah tampak garis putih pada baju merah).
Untuk mengatasi hal tersebut, film untuk sablon biasanya diberi nilai overprint (biasa disebut dengan istilah “masukan”) yang lebih besar. Tergantung dengan besarnya gambar, nilai tersebut tidak boleh lebih kecil dari 0,2 mm. Jika kita memberikan nilai yang terlalu kecil, maka akan terjadi misregister atau warna meleset pada saat pencetakan. Sebaliknya, nilai masukan yang terlalu besar juga akan menghasilkan cetakan yang seperti memiliki warna lain di luar warna yang kita gunakan.
Pengaturan pemberian masukan untuk film sablon adalah: untuk gambar dengan warna yang lebih muda, gambar tersebut kita perbesar sedikit dengan perintah contour (+ 0,2 mm) ataukah dengan memberikan outline (+0,4 mm). Jadi untuk contoh gambar kita, gambar setiap bintang kita perbesar dengan contour ke arah luar sebesar 0,2mm atau dengan memberikannya outline sebesar 0,4 mm.
Sedangkan untuk warna yang lebih tua kita buat tetap seperti adanya.
3. Pemisahan Warna Untuk Warna Gradasi
Film gradasi warna untuk sablon biasanya terdiri atas warna blok dan warna gradasi dengan titik awal warna putih. Misalnya kita punya gambar dua warna gradasi dari kuning ke merah. Film untuk sablon yang kita buat akan terdiri dari satu film blok (mewakili warna kuning) dan satu film yang merupakan hasil penukaran warna merah dengan hitam dan kuning dengan putih.( lihat gambar). Warna kuning kita buat menjadi satu warna blok (full hitam), karena kuning lebih “muda” dari merah.
4. Nilai Raster (Untuk Gradasi Warna atau Separasi)
Screen yang digunakan dalam teknik cetak sablon memiliki ukuran-ukuran yang menunjukkan tingkat kerapatan mesh yang digunakan. Ini dapat digunakan untuk menunjukkan seberapa besar “lubang-lubang” yang dapat ditembus oleh tinta sablon. Makin besar angka mesh screen, makin kecil lubang-lubang itu. Begitu sebaliknya. Perbedaan jenis tinta yang kita gunakan dalam pencetakan akan menentukan nilai mesh screen yang kita pakai. Untuk jenis tinta plastisol atau oil ink misalnya, kita bisa menggunakan screen dengan nilai mesh 130 – 150. Tetapi nilai mesh tersebut tidak bisa kita pakai untuk jenis tinta rubber atau glitter. Tintanya tidak akan tembus. Untuk jenis rubber biasanya digunakan screen dengan mesh 110 atau kurang.
Sebelum kita membuat film untuk warna gradasi atau separasi, sebaiknya kita mengetahui dulu jenis tinta apa yang akan digunakan dalam mencetak. Ini nanti untuk menentukan seberapa besar nilai LPI yang kita tetapkan pada saat output film. Untuk film sablon, nilai LPI yang digunakan biasanya tidak akan lebih besar dari 60. Itu bisa digunakan untuk jenis tinta water base (pigmen), oil ink, ataupun plastisol. Sedangkan untuk jenis tinta rubber, nilainya harus lebih rendah dari itu. Biasanya maksimum digunakan 50 lpi, lebih sering digunakan nilai 30 – 35 lpi.
No comments:
Post a Comment